Ketika komputer dihidupkan, komputer akan melakukan booting. Pada saat
ini, sebenarnya banyak hal yang terjadi sebelum komputer tersebut
memasuki sistem operasi yang ada. Pada saat booting inilah bagian
komputer yang paling penting yaitu prosesor, akan menjalankan BIOS.
Perlu diketahui bahwa chip CMOS dan chip BIOS adalah dua buah chip yang
berbeda. Chip CMOS biasanya adalah chip NVRAM (Non Volatile RAM) yang
di-backup dayanya menggunakan baterai, fungsinya untuk menyimpan
pengaturan konfigurasi BIOS, sedangkan chip BIOS biasanya adalah chip
flash ROM, fungsinya untuk menyimpan rutin BIOS yang sebenarnya. Berikut
ini adalah urutan kejadian saat booting :
1. Setelah power supply dihidupkan, timer pada motherboard (biasanya
timer ini terletak pada chipset soutbridge) akan mengirim sinyal reset
ke prosesor, sehingga prosesor akan di-reset terus menerus. Setelah
power supply mengecek seluruh tegangan keluarannya dan semuanya dalam
keadaan baik, power supply kemudian mengirimkan sinyal “power good” ke
timer pada motherboard. Pada saat menerima sinyal ini, motherboard
kemudian berhenti mengirimkan sinyal reset ke prosesor, dan prosesor
mulai mengeksekusi instruksi yang pertama.
2. Instruksi pertama yang dieksekusi oleh prosesor adalah instruksi yang
terdapat pada physical address FFFF FFF0h, alamat ini adalah alamat
chip flash ROM yang berisi rutin – rutin BIOS. Prosesor dapat menemukan
rutin BIOS ini karena alamat ini telah di preprogrammed ke chipset
Northbridge dan Southbridge. Jadi, pada saat booting dan prosesor
mengeluarkan alamat ini pada address bus nya, Northbridge akan bertindak
secara otomatis sebagai penghubung dan mengirim perintah untuk
mendekode alamat ini ke southbridge. Southbridge kemudian meneruskannya
ke chip flash ROM BIOS. Alamat ini hanya dapat diisi oleh 16 byte
instruksi, tidak cukup untuk memuat seluruh rutin BIOS. Dengan demikian,
isi dari chip flash ROM BIOS pada umumnya adalah instruksi jmp (jump)
ke rutin BIOS yang yang sebenarnya. Rutin tersebut biasanya berupa
instruksi “string copy” yang menyalin rutin – rutin BIOS yang dibutuhkan
ke RAM. Setelah rutin BIOS yang dibutuhkan disalin ke RAM, prosesor
kemudian mengeksekusi perintah jump ke alamat tempat BIOS tersebut
disimpan di RAM. Setelah itu, rutin – rutin BIOS ini akan melakukan
inisialisasi yang dibutuhkan. Selama proses “string copy” sampai
prosesor melakukan jump ke rutin BIOS di RAM, disini terjadi proses
dekompresi terhadap rutin – rutin BIOS yang sebelumnya dalam bentuk
terkompresi di flash ROM.
3. Rutin BIOS yang telah tersalin ke RAM kemudia akan melakukan
inisialisasi yang tergantung pada jenis motherboard yang dimiliki, namun
secara umum hal yang dilakukan adalah melakukan POST (Power On Self
Test), antara lain mengetes IRQ Controller, DMA Controller, FPU (Math
CoProcessor), Timer, dll. Pada tahap ini, juga ada kemungkinan register –
register pada chipset Northbridge dan Southbridge diinisialisi atau
diprogram. Setelah inisialiasi ini, rutio BIOS kemudian mencari adanya
ROM Video Card, jika ditemukan, maka BIOS akan mengecek integritas ROM
Video Card ini dengan checksum test, maka BIOS akan melakukan far jump
(intersegment jump) ke rutin ROM Video Card tersebut. Pada saat ini,
akan ditampilkan merek dan spesifikasi video card Anda pada monitor.
Setelah selesai melakukan inisialisasi, ROM Video Card kemudian
melakukan far return, kembali ke rutin BIOS motherboard. BIOS
motherboard kemudian men-scan untuk mencari option ROM / expansion ROM
lainnya. Jika terdapat option ROM, maka option ROM tersebut akan di test
dengan checksum test, jika checksumnya benar (checksum 8-bit seperti
pada ROM Video Card), maka BIOS motherboard akan jump ke alamat option
ROM tersebut, melakukan inisialisasi dan option ROM tersebut akan return
lagi ke BIOS motherboard. Setelah seluruh option ROM selesai
diinisialiasi, BIOS motherboard akan melanjutkan POST, namun dengan
mengecek port – port tertent. Pada proses ini instruksi dan prosedur
yang dilakukan berbeda – beda tergantung jenis motherboard yang
digunakan.
4. Setelah proses POST selesai dan tidak terdapat error, BIOS
motherboard kemudia akan melakukan boot ke sistem operasi. Proses
booting ini akan menggunakan interrupt (perintah) tertentu, sesuai
dengan setting yang Anda simpan di BIOS. Jika memilih booting dari
floppy, harddisk, CD-ROM, atau media boot lainnya yang mengemulsikan
floppy atau harddisk. Sejak saat ini, bootloader mengambil alih jalannya
jomputer, dan rutin BIOS hanya dieksekusi jika dipanggil oleh
bootloader atau sistem operasi yang di-load oleh bootloader tersebut.
Sampai di sini Anda telah mengetahui secara rinci semua yang dibutuhkan
untuk booting sampai dengan sistem operasi mengambil alih kontrol
komputer dari BIOS. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar